Gak kerasa Putri dah lulus SD, sebentar lagi mo sekolah di SMP. Waktu ditanya : “De kamu mo sekolah dimana ?”. Dia jawab : “yang deket rumah aja, biar nggak sering terlambat”. Memang anak sekarang nggak kayak jaman bapaknya dulu, harus kerja dulu baru bisa makan atau bisa sekolah. Belajar pun harus sembunyi-sembunyi ....... (?).
Memang anak-anak sekarang kurang spirit fichtingnya. Mungkin juga karena jaman yang memanjakan dia, atau watak generasinya yang dimanjakan demikian ?. Memang bukan salah mereka. Kata Kahlil Gibran : anak itu ibarat panah yang dilepaskan busur ..... atau dalam agama : anak itu ibarat kertas putih yang belum tercoreng apa-apa .... hanya saja bagaimana orang tua-tua yang mengarahkan anak panah itu, atau apa yang dituliskannya di kertas putih.
Jaman kedepan tentu akan berubah. Putri bukan Kartini yang menuliskan keluhannya. Lantas ia bukukan dalam : Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Tapi jaman Putri kedepan akan seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang yang mampu memimpin laskarnya untuk melawan ketidak adilan.
Mungkin juga akan seperti Dewi Sartika dan Nyi Ahmad Dahlan yang mampu mewujudkan keinginannya dengan cara mendidik orang-orang disekitarnya untuk sadar akan harkat kemanusiaannya, atau akan seperti Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya.
1 komentar:
papa, apa ini? buka blog de deh http://www.putriridfky.blogspot.com/
Posting Komentar