Senin, 04 Juni 2012

Hari Pidato

Pidato Bung Karno 1 Juni, demikian nama perayaan itu disebut pada hari kemaren. Siapapun tahu bahwa pidato BK pada 1 Juni terkait dengan hari lahirnya Pancasila. Namun mengapa tidak disebut perayaan hari lahirnya Pancasila ?.

Memang perdebatan tentang 1 Juni dan lahirnya Pancasila tak pernah mau berujung, sekalipun hari kemarin hanya ada sedikit perdebatan di televisi. Perdebatan lahirnya Pancasila sudah dimulai sejak lahirnya orde baru. Ketika itu gong nya ditulis oleh seorang profesor yang menjabat mendikbud. Pendidik ini membuat suatu analisa praktis, untuk kemudian menyimpulkan, bahwa penggali Pancasila itu bukan BK, melainkan juga yang lainnya, dan disebut-sebut nama M. Yamin.

Sontak statement ini mengundang reaksi dari tokoh-tokoh lain, seperti Bung Hatta, yang menyebutkan bahwa penggali Pancasila itu adalah BK. Dan menyatakan M Yamin sebagai ........ yang mungkin dianggap bukan penggalinya. Perdebatan ini pun berlangsung disetiap penataran P4 yang diikuti segenap eksponen orba, bahkan di sekolah-sekolah kadung menjadi kabur. Pancasila hanya gegap gempita dirayakan pada hari kesaktiannya. Ibarat seorang manusia yang tidak punya tanggal lahir, namun hanya dirayakan ketika dianggap sakti, sesuai ketika kesaktiannya itu diperlihatkan. Pancasila hanya sebentar dirayakan pada satu juni, karena saat ini namanya bukan hari lahir Pancasila, melainkan Peringatan Pidato BK 1 Juni. Tapi kenapa harus namanya 1 Juni ?

Ini memiliki kisah lain. Konon kabar menurut AM Fatwa, dalam keterangannya disalah satu stasiun TV, tanggal 1 juni sudah digunakan oleh PDIP sebagai landasan moral gerakan partainya. Ketika sudah disepakati 1 Juni untuk dirayakan sebagai hari lahirnya Pancasila, namun sudah diketahui hari ini dijadikan landasan moral gerakan PDIP maka diusulkan kepada Ketua MPR untuk digantinamanya menjadi Perayaan Pidato BK 1 Juni. Sebenarnya mumet dan makin mumet. Tapi bagaimanapun sejarah dimanipulasi, sejarah akan tetap membuktikan bahwa Pancasila digali oleh Bung Karno, pada tanggal 1 Juni dan sudah menjadi milik bangsa, dan diakuiny.

Pada stasiun yang sama pun dilakukan dengan pendapat dari para tokoh, antara lain dari Pak Habinie, Pak Mahmud, KH Agil Siradz, Ridwan Saidi dan Munarman. Saya baru yakin, ternyata pemahaman terhadap Pancasila itu berlainan, sekalipun semua sama, memiliki kesepakatran ttg perlunya Pancasila. Pak Mahfud (Ketua MK) menejlaskan penting kesejahteraan, katanya sih, kekacauan di negari ini disebabkan tidak terlaksananya kesejahteraan. Tapi Pak Habaibie dengan KH Agil Siradz menjelaskan tentang kandungan dan pluralisme didalam Pancasila inilah yang perlu terus dilaksanakan, jangan saling mengancam dan mendominasi. Saya sangat simpatik tethadap Pak Habibie dan KH Agul Siradz, bahwa toleransi inilah yang sangat penting. Sama ketika Ika dalam kebhinekaan dst ... dst.

Bagi saya, jika kita yakin terhadaop pancasila, tentunya Pancasila ini harus dilaksanakan secara utuh, tidak dipecah-pecah. Apalagi seperti saat ini, menempatkan Pancasila sebagai pilar, bukan fondasi. Karena Jika Pancasila sebagai pilar, sama dengan pilar lainnya, lantas apa fondasinya ? atau kita akan tetap rapuh karena tidak memiliki fondasi ?. Selamat Hari lahir Pancasila.






Tidak ada komentar: