Rabu, 23 Mei 2012

Jalan Pengetahuan

Paling tidak ada tiga cara untuk mendapatkan pengetahuan. Salah satu jalan bagi jiwa untuk mendapatkan pengetahuan adalah indra mata atau penglihatan (Nahr). Dari cara ini jiwa dapat dan menyaksikan benda-benda yang ada disekilingnya. Ia akan mengenali sesuatu yang nyata dan factual, penglihatan biasanya sangat obyektif  dan rational. Oleh karenanya, penglihatan sering dijadikan sumber penting dari suatu fakta.

Jalan kedua adalah pendengaran (sam). Melalui penggunaan indra ini jiwa manusia menerima makna kata-kata dan kabar tentang benda-benda tak terlihat yang ditunjukan oleh suara-suara. Tak heran jika ada kata-kata yang mampu melunakan hati kita atau sebaliknya. Kata-kata pula yang biasanya merupakan sumber kekisruhan atau ketenangan.

Ketiga, perenungan (fikr). Dengan cara ini jiwa merasakan eksistensi-eksistensi yang dapat dipahami. Lewat jalan itu para nabi mendapatkan wahyu. Perenungan juga digunakan oleh para penemu ilmu pengetahuan, seperti Sir Issac Newton, Einsten, dan para akhli filsafat seperti Aristoteles dan Plato.


Covey dalam bukunya Seven habits mendifinisikan pengetahuan, ketrampilan dan kemauan sebagai sesuatu yang memiliki titik kulminasi, dapat mendorong manusia melakukan kebiasaan-kebiasaan yang kondusif bagi kehidupan. Seperti : jika saya mengetahui perbuatan seseorang itu salah atau benar, baik atau buruk. Untuk meminimalisir kesalahannya saya perlu memberitahukan tentang sesuatu yang benar–sayapun lakukan itu. Namun saya tidak tahu cara mendengarkan alasan yang mereka lakukan. Walaupun saya mendengar tapi saya tidak trampil mendifinisikan alasannya. Saya mungkin tidak tahu cara mendengarkan orang lain secara mendetail. Akan tetapi saya mengetahui bahwa mendengar saja tidak cukup. Kecuali jika saya mau mendengarkan dan mempunyai keinginan untuk mendengarkan.

Bagi manusia, Keinginan atau kemauan untuk mendengar dapat dilatih dan dibiasakan. Hal ini penting, seperti ketika memecahkan suatu masalah, seseorang harus mampu dan memiliki memiliki kemauan untuk mendengar. Tanpa perilaku ini niscaya akan kehilangan data tentang kebenaran itu sendiri. Kemauan dan kemampuan mendengar mampu mendobrak kejumudan paradigma usang yang tidak peduli terhadap lingkungan

Suatu hal yang patut kita renungkan, pengetahuan hanya sekedar pengetahuan dan tidak berbuah manfaat yang besar jika tanpa dipraktekan. pengetahuan adalah sumber penting bagi manusia berinteraksi dan memperbaiki kualitas hidupnya. agar manusia dapat memiliki pengetahuan yang baik, maka bersihkanlah pintu-pintu masuk pengetahuannya. apa yang diterima baik maka lebih mudah mengeluarkannya menjadi baik.

Tidak ada komentar: