Mungkin masih ingat ketika team inggris berhadapan dengan Italia yang akhirnya menimbulkan banyak korban suporter dari Italia, yang akhirnya peristiwa itu dianggap tragedi persepak bolaan dunia. Untuk kemudian kita pun melihat bahwa Inggris lah negara dengan suporter paling fanatik di Dunia, mereka tak henti-hentinya menyanyikan lagu kebangsaan tim mereka sepanjang 90 menit untuk mendukung timnya. Hooligan Inggris dikenal sebagai supporter paling fanatik. rata-rata kepadatan stadion bisa mencapai 99%. Dan basis supporter fanatik di Inggris adalah Liverpool dan Manchester United.
Fanatisme terhadap team kedua ditempatu oleh supporter Argentina dalam. Para supporter menganggap kemenangan tim sebagai harga mati. Tak heran jika mereka sanat total dalam mendukung tim mereka agar memperoleh kemenangan. Di Argentina sama halnya dengan di Indonesia pada setiap pertandingan sering terjadi perkelahian antar supporter yang menyebebkan korban jiwa. Tingkat rata-rata kepadatan stadion bisa mencapai 97%. Basis suporter fanatiknya adalah River Plate dan Boca Junior.
Indonesia disinyalir juga sebagai salah satu negara yang paling banyak menelan korban tawuran antar supporter. Rasa fanatisme ini justru berdampak negatif. Bahkan franz Beckenbauer pun sampai kaget setelah melihat video tawuran supporter Indonesia. Ia mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai supporter terloyal. Dan hal itu dibuktikan dengan tingginya angka rata-rata kepadatan stadion di indonesia yang bisa mencapai 96 %. Basis supporter fanatik Indonesia adalah Persebaya, Persib, PSIS, Persipura, dan PSIM.
Fanatisme untuk memberikan semangat bagi para pemain seharusnya tidak perlu diikuti adu jotos dan tawuran. Karena kemenangan permainan bola yang sebenarnya hanya dapat dibuktikan dilapangan bola dan oleh para pemain idolanya, bukan diluar lapangan, atau ditribun penonton yang dilakukan oleh para suporternya. Sebutnya saja pencegatan rombongan suporter oleh suporter lainnya, pengeroyokan di GBK yang menewaskan penonton yang dikira suporter dari team lain, dan masih seabreg peristwia lainnya, bahkan akhir-akhir ini bentrok antar suporter dengan aparat keamanan menimbulkan korban dipihak suporter.
Agak heran memang, jika mendengar berita, atau melihat dimedia pertelevision tentang adanya korban dari para suporter pendukung suatu tim. Sedemikian murahkan nyawa manusia? atau sedemikian pemarahkah bangsa Indonesia?, atau sedemikian irrationalnya loyalitas para suporter?. Padahal dibalik pertandingan tinju, karate, silat atau pertandingan beladiiri apapun jarang nampak adanya tawuran yang memakan korban semacam ini. Jika diteliti lebih jauh, para suporter ini justru mereka yang berumur sangat muda. Yang sedang asyik-asyiknya mencari identitas diri, ingin memperlihatkan, bahwa dia memang jagoan. Tapi apakah harus dengan cara ini ?, bahkan dengan bangganya, pasca pengeroyokan mereka menulis di status facebooknya, bahwa dia puas mengeroyok salah satu supertor tim lain. Sungguh luar biasa.
Hal yang sama terjadi pula pada setiap kampanye partai politik atau pilkada. Banyak peristiwa pembakaran, pembunuhan atau tawuran. Pembakaran dan perusakannya bukan hanya milik lawan, juga milik rakyat, seperti kantor pemerintah dan fasilitas umum. Mungkin bangsa ini harus berpikir dan mencari musababnya, mengapa bangsa ini yang dikenal ramah tetapi menjadi pemarah ?.
Banyak analisa tentang perubahan tabiat bangsa ini, pertama dianggap kurangnya sarana bermain bagi anak-anak, sehingga mencari kegiatan lain. Kedua, frustasi karena masalah ekonomi. Ketiga, rasa frustasi melihat keadaan dan kehidupannya. Mungkin seribu analis seribu pula alasannya. Namun yang penting kita lakukan, bagaimana mencegahnya. Semoga tidak lagi ada korban manusia, apalagi jika score nya sudah ditentukan ?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar