Tokh semua sudah tahu, jika free ficht competition ini punya anak haram yang bernama individualistik, memaklumkan si bodoh, si lemah dikalahkan si pinter, si kuat selama tidak melanggar hukum (tertulis). Dan sekaligus memicu digunakannya otak kiri dengan mengesampingkan otak kanan secara berlebihan, hingga tanpa rahsa terutama emphaty. membuat hidup hanya untuk dirinya, padahal kehidupan harus terus berlanjut bukan hanya untuk diri sendiri.
Manusia adalah makhluk yang berdaging dan bertulang yang tak kan mampu melawan tibanya takdir kebusukan atau kematian raganya, namun keabadian jiwa (spirit) harus tetap hidup membawa berita kebaikan untuk masa depan, menyampaikan kepada generasi sesudahnya untuk melanjutkan dan menghidupkan sigir kebaikan.
Adalah tugas hidup untuk mempersiapkan kebaikan kehidupan setelahnya. Setidaknya untuk menjaga artefak kebaikan yang dapat berperan seperti cermin, agar generasi setelahnya dapat mengambil sigir-sigir kebaikan. Manusia menyebutnya dalam pikiran tentang perlunya regenerasi, bahkan mensahihkan segala bentuk cara dan teori dalam suatu istilah kaderisasi. Namun mampukah seabreg pikiran ini menjadi prioritas penting bagi para pemegang mandat ?. Dapatkah prioritas ini mengalahkan sikap individualistik yang telah terbenam dalam pikiran materialistiknya ?
Mungkin akan mudah jika mereka berpikir tentang kefanaan dunia. Tak susah rasanya jika mereka sadar memiliki pilihan. Sama dengan arti dari istilah "Hidupitu pilihan".... mereka bisa memilih, kelak akan dikenang sebagai apa oleh generasi sesudahnya, dan kenangan itulah yang akan menentukan bahagia atau tidaknya pasca kematiannya didunia.
Manusia adalah makhluk yang berdaging dan bertulang yang tak kan mampu melawan tibanya takdir kebusukan atau kematian raganya, namun keabadian jiwa (spirit) harus tetap hidup membawa berita kebaikan untuk masa depan, menyampaikan kepada generasi sesudahnya untuk melanjutkan dan menghidupkan sigir kebaikan.
Adalah tugas hidup untuk mempersiapkan kebaikan kehidupan setelahnya. Setidaknya untuk menjaga artefak kebaikan yang dapat berperan seperti cermin, agar generasi setelahnya dapat mengambil sigir-sigir kebaikan. Manusia menyebutnya dalam pikiran tentang perlunya regenerasi, bahkan mensahihkan segala bentuk cara dan teori dalam suatu istilah kaderisasi. Namun mampukah seabreg pikiran ini menjadi prioritas penting bagi para pemegang mandat ?. Dapatkah prioritas ini mengalahkan sikap individualistik yang telah terbenam dalam pikiran materialistiknya ?
Mungkin akan mudah jika mereka berpikir tentang kefanaan dunia. Tak susah rasanya jika mereka sadar memiliki pilihan. Sama dengan arti dari istilah "Hidupitu pilihan".... mereka bisa memilih, kelak akan dikenang sebagai apa oleh generasi sesudahnya, dan kenangan itulah yang akan menentukan bahagia atau tidaknya pasca kematiannya didunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar