Kamis, 24 April 2008

BENTUK SUARA HATI


Ada tiga bentuk umum dari suara hati yang sering dialami manusia, yakni melalui rasa ; visual ; dan fisik. Bentuk suara hati melalui rasa biasanya diketahui ketika kita melalui ketajaman rasa, ketika ia berpikir atau tiba-tiba terlintas didalam benak tentang sesuatu yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Para inspirator banyak yang menemukan ketika ia duduk di closed atau melamun.

Suara Hati tipe kedua datang dengan cara memberikan petunjuk dalam bentuk visualisasi, baik dalam bentuk bayangan atau hadir melalui mimpi. Visualisasi yang nyata dapat diterima siapa saja, baik yang berintuisi kuat maupun orang biasa. Bagi yang berintuisi kuat bayangan-bayangan tersebut dapat dihadirkan setiap saat, bahkan digunakan untuk menolong orang lain. Sedangkan bagi orang biasa, kehadirannya melewati mimpi yang seolah-olah menggambarkan atau menceritakan kisah yang sebenarnya. Bagi orang-orang yang beragama islam, kehhadiran intuisi ini sering terlebih dahulu dilakukan melalui ritual shalat Istikharah. Dari keinginan untuk mendapatkan solusi, para pelaku istikharah mendapatkan petunjuk tentang apa yang harus dilakukan.

Suara hati tipe ketiga datang dalam bentu fisik, misalnya badan terasa tidak enak untuk melakukan sesuatu atau malas, Selang beberapa saat diketahui, jika tadi ia lalukan niscaya menemui kecelakaan. Suara hati tipe ini sering dianggap mistis, sesuatu yang tidak terjawabkan dan hanya diperbincangkan, namun jarang disadari bahwa itu adalah suara hati.

Suara hati dapat menjadi kalkulator, menuntun manusia melalui perhitungan-perhitungan logika, seperti intuisi bisnis, intuisi politik atau ketepatan analisa. Suara hati pada kasus ini dicontohkan ketika bisikan hati menuntun Eliyas datang untuk menelaah ketergantungan bisnis terhadap hanya satu broker, namun tak dipercayai rekan-rekan bisnis Eliyas ; iapun menjadi kalkulator ketika si YONO harus mengambil sikap diam tanpa melawan dengan kata-kata, karena dengan upaya membuktikan dengan kata-kata malah memancing kecurigaan oran lain. Suara hati dapat berbentuk keajaiban (miracle), misalnya ketika si YONO berada diatas puncak kemarahan namun tiba-tiba ia menerima peristiwa tersebut sebagai suatu kenyataan yang harus ia sadari.

Suara hati tidak menafikan eksistensi akal, kadang suara hati menuntut akal manusia dalam mengambil keputusan-keputusan yang tepat. Seperti ketika Eliyas memilih bisnis casiavera untuk menggantikan minyak nilam. “suara hati kita begitu lembut, sehingga mudah untuk mematikannya : tetapi suara hati juga begitu jelas sehingga tak mungkin keliru”.

Menghadirkan Suara Hati

Upaya menghadirkan suara hati bukan mutlak harapan para akhli khidmat ; kaum sufi ; atau para pecinta keheningan, seperi kaum tantra dan zen, namun dinantikan juga oleh siapa saja pencari solusi. Hanya bedanya, para pengagung rationalitas tidak faham sumbernya dan hanya menganggap buah pemikiran, sedangkan para pecinta “alam hening” menganggap sebagai suara Tuhan.

Ada beberapa cara yang sering dilakukan untuk menghadirkan suara hati. Pertama, berdiam dalam keheningan ; mengarahkan pikiran jauh menembus alam luar rationalitas dan berfikiran logis ; hirup udara segar perlahan-lahan, biarkan udara mengalir melalui aorta membawa keotak. Dan, temukan pemikiran pemikiran yang belum ada sebelumnya ; pilih mana yang paling dipercayai.

Kedua, lakukan melalui cara mengasah keselarasan mind, body dan soul. Cara ini tidak dapat dilepaskan dari adanya rasa iklhas dan pasrah untuk menerima dan melakukan sesuatu. Bagi para pemeluk agama, sering dilakukan melalui ritual-ritual atau meditasi. Atau bisa juga dilakukan dengan membawa alam sadar ke titik nol pemikiran (Zero Mind).


Menjaga Kejernihan

Untuk menjaga kejernihan suara hati, agar dapat terus menerangi hidup dan kehidupan - mengalir ibarat mata air yang menyirami hati dan pikiran – meyakini bahwa itu adalah suara hati, bukan bisikan nafsu keburukan, memerlukan cara-cara sebagai berikut :

Pertama konsentrasi yang lebih fokus, karena dengan cara berkonsentrasi terhadap penyelesaian suatu masalah maka manusia dapat bersungguh-sungguh memilah masalah dan mendapatkan skala prioritas.

Kedua disiplin yang sangat menunjang, karena dengan disiplin menimbulkan keseriusan dan berperilaku konsinten, tidak mudah tergoda dan terombang ambingkan keadaan dan pemikiran.

Ketiga konsisten terhadap kehidupan yang jujur, karena tanpa memiliki sikap yang jujur maka kesejatian suara hati tak dapat dirasakan manfaatnya sebagai pembawa berita kebenaran.

Keempat, melakukan latihan-latihan yang dapat membangkitkan ilham, pikiran yang mulia, terutama hidup yang selaras dengan suara hati. Dengan latihan dan terus mengapilkasikannya manusia dapat terbiasa mengetahui kesejatian suara hati. Dengan kebiasaan-kebiasaan inipula akan terbentuk paradigma tentang kesejatian suara hati.


Suara hati yang jernih senantiasa mendidik manusia untuk peka terhadap prinsip-prinsip yang natural, dapat menentukan “apa yang benar dan apa yang salah ?”, atau “apa yang baik dan apa yang buruk ?”, atau “apa yang boleh dilakukan dan apa yang perlu dihindarkan ?”.

Menjaga kejernihan hati merupakan syarat penting jernihnya Suara hati. Kejernihan hati membentuk Qalbu yang bersih. Qalbu ibarat cermin, yang dapat memantulkan perilaku manusia. Sama dengan melihat kecantikan manusia yang muncul dari dalam dirinya, bukan pulasan make up atau pupur pembuat kecantikan.

Dalam perspektif religius dapat dilakukan melalui perbuatan dan senantiasa menyebutkan makna suara hati yang mengandung nilai kebaikan dan kebenaran. Dengan demikian cahaya Tuhan akan tetap menyinari dan menguatkan hati dan pikiran - senantiasa menuntun jalan diaras yang benar. Tentang qalbu : “Ada segumpal darah didalam tubuh manusia, jika ia busuk maka busuklah perilaku manusia itu, dan jika baik maka baiklah perilaku manusia itu”. (***)


Tidak ada komentar: