Bahwa ternyata strong leadership
itu selalu diterjemaahkan dari perilaku kaku dan cenderung kasar. Padahal mengatakan
tidak untuk sesuatu yang salah pun sudah dapat dikatagorikan strong. Hasilnya memang
sama, menunjukan agar orang itu tidak setuju terhadap tindakan atau tawaran
yang diberikan orang lain kepadanya, namun dampaknya akan sangat jauh berbeda,
terutama dilihat dari aspek manusianya. Oleh karenanya tidak heran, jika teori
kepemimpinan pun mendifinisikan beberapa tipe pemimpin, dari istilah pemimpin
otoriter, militeristik sampai dengan demokratis, atau ada juga yang membedakan
tipe pemimpin Adaptif; Kecerdasan emosional; Karismatik; panutan dan Melayani.
Menerjemaahkan strong leadership
pun konon berdasarkan pada kecenderungan dasar orientasinya terhadap aspek
tekhnik dan aspek manusianya, atau lebih berat terhadap salah satunya. Aspek tekhnik
menyangkut masalah aturan-aturan yang harus dijalankan, bagaimana prosesnya yang
benar menurut aturan, terutama yang tertulis, sedangkan aspek manusia terhadap
orangnya, terutama yang menyangkut masalah manusia pelakunya ketika
melaksanakan tugas. Orang yang selalu memperhatikan aspek tekhnik disebut
manajer, sedangkan yang cenderung memperhatikan orangnya disebut leader. Agar
dapat utuh menjadi pemimpin, maka tak heran jika ada kiat yang sekaligus
mengajarkan pemimpin sebagai Manajer – Leader.
Dalam kondisi kekinian,
menjadi seorang manajer atau chairman itu jauh lebih mudah ketimbang seorang
leader. Karena orientasi terhadap keuntungan material, atau yang dikemas dalam
istilah berorientasi pada target yang kadang melupakan prosesnya dan masalah
kemanusiaan. Hal ini pun memiliki alasan, mengingat persaingan individu yang
semakin ketat. Namun dasar pokok yang tak kalah penting karena pengaruh dari sikap
individualistik, konsumeristik dan hedonistik. Keniscayaan ini pun dianggap
wajar adanya, bahkan muncul berbagai kiat yang kerap disuguhkan hingga keruang-ruang
privat di layar kaca.
Saya bukan sosiolog
sehingga tak paham musabab yang sangat mendasarnya. Apakah benar sikap
indiviualistik warga bangsa ini berangkat dari suatu falsafah Individualisme yang merupakan falsafah moral, politik atau sosial yang menekankan pada kebebasan sendiri. Seorang individualis akan
melanjutkan percapaian dan kehendak peribadi; tidak terikat kepada moral masyarakat. Dan mereka merasa bebas untuk mementingkan diri sendiri, tanpa memedulikan orang
lain, dan melupakan kodrat mereka sebagai makhluk social.
Kedua adalah Hedonisme, merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau
kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia. Hedonisme ingin menjawab pertanyaan falsafah apa
yang menjadi hal terbaik bagi manusia? Hal ini diawali dengan Sokrates yang menanyakan
tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan akhir manusia. Tak heran jika para penganut atau
pelaksana visi ini menganggap bahwa orang (individu) akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan dan atau kesenangan sebanyak mungkin serta menghindari perasaan-perasaan yang
menyakitkan.
Ketiga Konsumerisme, paham yang menjadikan seseorang atau kelompok
melakukan atau menjalankan pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan secara sadar dan
berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi
pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau
susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia
dalam kehidupannya.
Orang-orang yang sadar
sebagai makhluk sosial tentunya akan menolak adanya sifat ini, sekalipun tanpa
sadar ia pun melakukannya, karena manusia itu sendiri adalah mahluk individu
dan mahluk yang mengingnkan yang terbaik bagi dirinya. Tapi mungkin kita bisa
berkaca kemasa lalu. Konon manusia-manusia sukses dan manusia-manusia itu tidak
hanya berpikir untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk orang-orang lain,
termasuk yang dipimpinnya. Melalui perenungan lah anda bisa tahu sifat dan
kepemimpinan anda, apakah anda hanya seorang manajer atau seorang leader, atau
seorang manajer leader ?. semua terserah kepada anda, karena andalah yang
menentukan, dan andalah tuan atas diri anda sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar