Siapapun menginginkan hidupnya seperti lampu, menyala, menerangi siapapun, namun ia sendiri tak pernah kegelapan. tidak seperti oborm yang menerangi siapapun disekitarnya, namun si pemegang selalu silau dan kegelapan.
Akan tetapi adakalanya harus memilih, menjadi penerang atau yang diberi terang. namun suatu hal yang tidak mungkin ada manfaatnya jika semua orang berebut mencari penerang atau semua berebut untuk memilihi diberi terang.
hidup terang dan bisa menerangi adalah keingian siapapun. Dengan suasana terang ia leluasa menerangi. dengan suasana terang hati dan pikiran lelusa menerangi. dan dengan suasana terang, hidup benar-benar menjadi.
Memang hidup itu pilihan, kitalah yang memilih, bahkan menentikan. Memang hidup itu harus terang agar dapat menerangi, tapi hidup itu pun adakalanya harus memilih, apakah menjadi penenrang atau diterangi.
Jika saja ingin enaknya saja, maka pilihlah yang diterangi, karena ia tak punya risiko untuk tidak terang, namun jika saja hidup ingin berguna, maka pilihlah menjadi penerang, jangan memilih yang diberi terang. tapi pemberi terang memang jarang, karena orang banyak yang memilih diterangi, seperti hidup yang tidak ada puasanya.
Jika saja seorang pemimpin, tak mampu mereguk terang dan menerangi, pilihlah jalan menerangi, sekalpiun harus seperti lilin, yang menyala hingga akhir namun ia pun harus meleleh. karena hidup harus ada gunanya, untuk orang-orang yang kita cinta, orang-orang yang membutuhkan dan orang-orang yang sejarusnya kita terangi.
Memilih hanya terang atau pemberi terang adalah pilihan, namun sebaik-baiknya pemimpin dia lah yang memilih menerangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar